Seperti Icarus, kita yang kini hidup telah kehilangan keberanian (yang murni)
Kita hanya melewati hari-hari begitu saja dengan menggenggam pertanyaan
Saat mencari jawabannya, aku menjadi bingung
Jika mengetahui bahwa jawabannya ada di sini
Semua nya akan berubah menjadi warna yang baru
Di balik angin ini pasti ada cahaya, aku percaya itu
Air mata itu suatu saat akan mengering
Walau pun sekarang masih terasa sulit, walau pun sekarang terlihat masih jauh
Walau hanya dengan sedikit senyuman
Kita akan menembus angin, menarik nafas, dan berlari
Tak ada yang perlu ditakuti
Mata mu perlahan-lahan akan terbiasa dengan kegelapan
Hal yang perlu diwaspadai adalah jika mata mu terbiasa dengan cahaya
Jika menjadi apel yang ada di gambar
Tanpa bernafas, selamanya akan tetap merah dan muda
‘Aku tidak akan mencintai siapa pun’
Walau aku telah memutuskan hal seperti itu, tiba-tiba dada ku berdebar
Saat berkata ‘tak perlu khawatir’, aku memeluk hal yang ku khawatirkan dan semuanya berubah menjadi air mata
Di dalam mimpi lelap ku, aku mencoba melukis kembali masa lalu maupun masa depan
Aku takut menerima semua itu, maka aku memejamkan mata ku
Dengan kedua tangan ku, aku tidak bisa memeluk diri mu yang kemarin
Dengan bibir ku, aku tidak bisa mencium diri mu yang esok
Bersama angin aku akan datang, menggenggam tangan mu
Melewati saat ini
Jika di balik cahaya senja, bintang-bintang menangis…
Mari nyanyikan lagu yang lembut bersama-sama
Walau pun dengan suara yang kecil
Tanpa suara pun tak apa
Kau dan aku terhubung melalui lagu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar